Laut menawarkan keceriaan. Ombak menyibak, saling
berkejaran ke pantai, dan menampar pasir lembut. Pecah membuahkan gelembung
kecil. Angin berhembus, pucuk pohon kelapa menari-nari. Semua mampir ke hadapan
mata.
Di pantai, beberapa anak kecil berlarian dan berenang
dengan senangnya. Terlihat empat anak berlarian di antara gelombang datang yang
menghempas ke pasir itu, tiga anak berlomba untuk berlari kelaut, sementara
seorang lagi yang paling kecil menunggu, tak jauh dari bibir pantai terlihat
berkosentrasi.
Sesaat menceburkan diri, tiga anak-anak itu mulai
menggaruk-garuk pasir pantai. Dalam hitungan detik dua orang dari anak anak itu
melemparkan sesuatu. Kearah temannya yang paling kecil dari kejauhan. Anak yang
menunggu itupun dengan sigap menangkapnya dan cepat memasukkannya ke lubang
kecil yang dibuatnya di pasir.
Riuh tawa mereka lepas, pastilah tawa itu menyiratkan
keceriaan, mengundang kekaguman bagi tipa orang yang melihatnya. Tawa anak-anak
itu seakan menyapa para pengunjung pantai untuk ikut merasakan keceriaan
pantai.
Dwi, Dedi, Rian, dan Bambang nama keempat anak itu,
“Kami mencari Undur Undur laut mas!” Seru Dwi Haryanto, seraya menyodorkan
tangannya, memperlihatkan hasil tangkapannya itu. Anak yang bertugas menangkap
lemparan itu, menjelaskan Undur Undur laut yang didapatkan pagi itu untuk
dimasak siang harinya.
“Ini enaknya, digoreng dengan bumbu Kentucky” ucap
polos murid kelas 4 SD Beran Panjatan itu. Bocah itu berkata sudah sejak pukul
08.00, Ia bersama dengan teman-teman yang lain bermain di Pantai Bugel,
Panjatan, Kulon Progo mengisi libur sekolahnya.
“Tadi disuruh pulang sama guru-guru karena ada upacara
di Kabupaten katanya, peringatan hari guru itu lho mas!” timpal Dedi Melandani
yang mengaku bersekolah di SD yang sama.
Rian Fitriyanto, seorang anak yang lain mengatakan
setiap hari minggu atau hari libur lainnya, anak-anak biasa mencari undur-undur
laut di Pantai Bugel yang terhitung dekat dengan temapat tinggal mereka.
“Kalau hari minggu, biasanya pukul 05.00, sudah banyak
yang datang. Anak-anak yang sudah besar juga banyak. Biasanya kami bisa
mendapat seember penuh dan dibagi bagi rata, nantinya untuk lauk makan” kata
siswa kelas 2 SMP Pleret Panjatan itu.
Mereka mengaku datang dengan sepeda untuk sampai ke
Pantai Bugel. Kata mereka, walaupun undur-undur laut banyak dijual sebagai
makanan khas pinggiran pantai, tapi hasil tangkapan mereka tidak untuk dijual.
“Undur-undur ini rasanya enak mas, malah lebih enak
dari pada udang goreng” timpal anak terakhir yang bernama lengkap Bambang
Suprastoyo Sapto Edi, meyakinkan.(vim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar